Kuliah Umum Magister Linguistik FIB Unand Bahas Lanskap Bahasa Daerah di Ruang Publik 

Dosen Program Studi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas kembali menyelenggarakan kegiatan akademik dalam bentuk Kuliah Umum dengan tema “Lanskap Linguistik: Menelusuri Eksistensi Bahasa Daerah dan Tren Kontestasi Bahasa di Ruang Publik” pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Ruang Sidang Dekanat FIB Unand.

Gambar 1. Ketua Prodi Magister Linguistik FIB Unand, Dr. Fajri Usman, M.Hum, sekaligus pemateri pada kuliah umum

Acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., dengan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Ketut Artawa, M.A., Ph.D. dari Universitas Udayana Bali; Dr. Inu Isnaeni Sidiq, M.A., Ph.D. dari Universitas Padjadjaran Bandung; serta Dr. Fajri Usman, M.Hum. dari Universitas Andalas. Dari keseluruhan pemateri, Prof. Ketut Artawa dan Dr. Inu Isnaeni Sidiq, hadir secara daring, sementara Dr. Fajri Usman hadir langsung di lokasi.

Kuliah umum ini turut dihadiri oleh pimpinan fakultas, para manajer, dosen FIB Unand, Ketua UPT Bahasa Universitas Andalas, Dr. Sawirman, M.Hum., serta mahasiswa Magister Linguistik. Kehadiran berbagai unsur sivitas akademika ini menunjukkan antusiasme dan komitmen bersama dalam memperluas perspektif kebahasaan di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.

Dalam sambutannya, Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya fakultas untuk memperkuat kajian linguistik yang relevan dengan konteks perkembangan zaman. “Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga representasi identitas dan dinamika sosial di ruang publik. Melalui kuliah umum ini, kita belajar memahami bagaimana bahasa daerah tetap hidup dan bersaing di tengah arus globalisasi,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Materi yang disampaikan para narasumber menyoroti pentingnya linguistic landscape sebagai bidang kajian yang mempelajari keberadaan dan posisi bahasa di ruang publik, seperti papan nama, baliho, hingga media digital. Para pemateri menekankan bahwa bahasa daerah tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga cerminan identitas dan politik kebahasaan dalam masyarakat multikultural.

Gambar 2. Diskusi interaktif antara peserta kuliah umum dengan narasumber

Dr. Fajri Usman, M.Hum., dalam paparannya menegaskan relevansi topik ini terhadap situasi kebahasaan di Indonesia. “Kajian lanskap linguistik memberi kita cara baru melihat bahasa, bukan sekadar sebagai struktur, tetapi sebagai fenomena sosial yang dinamis dan reflektif terhadap perubahan masyarakat,” ungkap Dr. Fajri Usman, M.Hum. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa, khususnya Program Studi Magister Linguistik, dapat mengembangkan wawasan tentang peran bahasa dalam membentuk realitas sosial dan budaya di ruang publik.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina