Dosen FIB Unand, Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. Raih Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tahun 2025

Gambar 1. Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D., dosen FIB Unand, menerima Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tahun 2025 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) atas kiprahnya dalam pelestarian naskah kuno Nusantara

Dedikasi terhadap pelestarian warisan budaya kembali mengantarkan civitas akademika FIB Unand pada pencapaian gemilang. Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D., dosen FIB Unand, menerima Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tahun 2025 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) atas kiprahnya dalam pelestarian naskah kuno Nusantara.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Nomor B.3183/3/JIP.01/X.2025 yang diterbitkan pada tanggal 17 Oktober 2025, Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. ditetapkan sebagai penerima penghargaan dalam kategori Pelestarian Naskah Kuno (Pegiat Naskah Kuno Perseorangan). Penghargaan bergengsi ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi beliau dalam menjaga, meneliti, dan melestarikan naskah-naskah kuno Nusantara yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi.

Acara penyerahan penghargaan tersebut berlangsung dalam rangkaian kegiatan Festival Literasi Perpusnas 2025, yang diselenggarakan pada Selasa, 28 Oktober 2025, di Hotel Grand Mercure Jakarta Kemayoran, DKI Jakarta. Keputusan ini merupakan hasil dari proses verifikasi dan seleksi ketat yang dilakukan oleh tim penilai nasional.

Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari Perpusnas RI kepada individu maupun lembaga yang dinilai memiliki kontribusi nyata dalam mengembangkan dan melestarikan literasi serta kebudayaan bangsa.

Sebagai akademisi yang telah lama menekuni bidang filologi dan kajian naskah kuno, Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. dikenal aktif dalam penelitian, pelestarian, serta publikasi ilmiah yang berkaitan dengan warisan tulisan klasik Nusantara. Beliau juga berperan dalam berbagai kegiatan konservasi dan digitalisasi naskah kuno di Sumatra Barat, sehingga menjadikannya salah satu tokoh penting dalam pelestarian budaya literasi tradisional.

Menanggapi penghargaan tersebut, Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar perhatian terhadap naskah kuno semakin meningkat di kalangan akademisi dan masyarakat. “Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi pribadi, tetapi juga pengingat bahwa naskah kuno adalah identitas dan warisan intelektual bangsa yang harus terus dijaga. Melalui penelitian dan pelestarian, kita menjaga jembatan pengetahuan antara masa lalu dan masa kini,” ujar Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP., turut menyampaikan rasa bangga atas pencapaian tersebut. “Fakultas Ilmu Budaya merasa bangga memiliki dosen yang berkontribusi besar dalam pelestarian warisan budaya bangsa. Prestasi ini menunjukkan bahwa FIB Unand tidak hanya aktif di bidang akademik, tetapi juga turut menjaga kekayaan intelektual yang menjadi akar peradaban kita,” tuturnya.

Capaian ini menunjukkan peran FIB Unand dalam mendukung pengembangan kajian humaniora dan kebudayaan yang relevan dengan konteks sosial saat ini.

Gambar 2. Foto bersama antara Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. bersama penerima penghargaan lainnya

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

 

 

Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand Gelar Kuliah Umum “Mata Sejarah: Rekonstruksi Sejarah Melalui Sumber Visual”

Gambar 1. Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. bersama Ketua Departemen Sejarah, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., serta narasumber dan dosen FIB Unand yang hadir dalam acara kuliah umum

Melihat sejarah tidak hanya melalui teks, tetapi juga melalui gambar dan arsip visual yang dapat membuka cara pandang baru dalam memahami masa lalu. Inilah semangat yang diusung Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dalam kuliah umum bertajuk “Mata Sejarah: Rekonstruksi Sejarah melalui Sumber Visual”, yang menghadirkan narasumber inspiratif dan diskusi mendalam tentang makna visual dalam rekonstruksi sejarah. Kuliah umum ini dilaksanakan pada Kamis, 30 Oktober 2025, bertempat di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, Guru Besar dari Universitas Padjadjaran, sebagai narasumber utama, dan Dr. Hary Efendi, S.S., M.A., dosen Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand, sebagai moderator. Kuliah umum turut dihadiri oleh Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, serta Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., Ketua Departemen Ilmu Sejarah, beserta dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan FIB Unand.

Kegiatan ini menjadi ruang intelektual bagi civitas akademika untuk mendalami sumber visual yang berperan penting dalam proses rekonstruksi sejarah. Melalui tema yang diangkat, Departemen Ilmu Sejarah berupaya memperkenalkan pendekatan baru dalam kajian historiografi, seperti foto, film, dan arsip visual tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga menjadi sumber utama dalam memahami peristiwa sejarah.

Dalam penyampaiannya, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra menegaskan bahwa sejarah seharusnya tidak hanya dipahami sebagai rangkaian teks dan angka, melainkan juga sebagai ekspresi visual dari masa lalu yang menyimpan konteks sosial, budaya, dan emosional masyarakat. “Sumber visual bukan sekadar pelengkap catatan sejarah, melainkan cermin peradaban yang memuat narasi di luar teks. Melalui visual, kita bisa melihat sejarah dalam bentuk yang lebih hidup dan manusiawi,” ujar Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra.

Sebagai moderator, Dr. Hary Efendi, S.S., M.A. turut menekankan pentingnya mengembangkan literasi visual di kalangan mahasiswa sejarah agar lebih kritis dalam menafsirkan gambar, foto, maupun film dokumenter sebagai sumber ilmiah. “Pendekatan visual membuka ruang bagi sejarawan untuk membangun narasi yang lebih kontekstual dan relevan dengan zaman. Dengan memahami gambar secara ilmiah, kita dapat menelusuri sejarah dari sisi yang lebih luas dan segar,” jelasnya.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mendorong mahasiswa agar berani mengeksplorasi metode penelitian sejarah yang lebih kreatif dan multidisipliner. Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan. Mahasiswa tampak antusias berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pandangan mengenai cara membaca dan menafsirkan sumber visual dalam konteks penelitian sejarah. Diskusi interaktif ini menciptakan suasana akademik yang hangat dan penuh semangat belajar.

Dalam sambutannya, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., selaku Ketua Departemen Ilmu Sejarah, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran narasumber dan partisipasi aktif mahasiswa. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk memperluas cakrawala berpikir dan meningkatkan kemampuan analisis kritis mahasiswa. “Departemen Ilmu Sejarah berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan akademik yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan cara pandang baru dalam memahami sejarah,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. Selaku Dekan FIB Unand, dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa FIB Unand akan terus mendukung kegiatan akademik yang menumbuhkan semangat penelitian, berpikir kritis, dan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya. “FIB Unand berkomitmen menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” ujarnya.

Melalui kuliah umum ini, Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand tidak hanya mengajak mahasiswa untuk memahami sejarah dari sudut pandang teks, tetapi juga dari visual yang berbicara. Dengan demikian, sejarah dapat dihadirkan lebih kontekstual, menarik, dan dekat dengan realitas kehidupan manusia.

Humas FIB Unand: Siti Awak Syaravina

 

 

Silaturahmi Pimpinan dan IKA Alumni FIB Unand Bahas Penguatan Kolaborasi dan Pengembangan Fakultas

Gambar 1. Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., bersama jajaran pimpinan fakultas serta pengurus IKA Alumni FIB Unand, di antaranya Ketua IKA Alumni H. Hidayat, S.S., M.H., Sekretaris Jenderal Dasrul, S.S., M.Si., dan anggota M. Zikri serta Ilham.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand) menggelar pertemuan dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FIB Unand di Ruang Sidang Dekanat FIB Unand, Senin (27/10). Kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi antara dekanat dan alumni sekaligus membahas arah strategis pengembangan fakultas ke depan.

Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., dan dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas serta pengurus IKA Alumni FIB Unand, di antaranya Ketua IKA Alumni H. Hidayat, S.S., M.H., Sekretaris Jenderal Dasrul, S.S., M.Si., dan anggota M. Zikri serta Ilham.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum. menyampaikan apresiasi atas kehadiran para alumni dan menegaskan pentingnya sinergi antara fakultas dan alumni dalam memperkuat citra dan kualitas FIB Unand. “FIB Unand berkomitmen memastikan para alumni memiliki masa tunggu maksimal satu tahun dengan standar gaji di atas rata-rata. Selain itu, revisi kurikulum secara berkala menjadi langkah penting untuk menyesuaikan kebutuhan pasar kerja,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Pertemuan ini juga membahas beberapa hal strategis, seperti peningkatan branding fakultas, pemutakhiran database alumni, serta rencana kerja sama dengan pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata. Fakultas memastikan setiap program akan diarahkan untuk mendukung kemajuan akademik sekaligus memperkuat posisi FIB Unand di masyarakat.

Ketua IKA Alumni FIB Unand, H. Hidayat, S.S., M.H., dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kehadiran alumni siap menjadi mitra aktif fakultas dalam berbagai program pengembangan. “Kami ingin memperkuat kolaborasi dengan Fakultas Ilmu Budaya melalui kegiatan yang berdampak langsung, seperti pelatihan public speaking, program budaya, dan kerja sama dengan instansi pemerintah daerah. Alumni siap mendukung FIB Unand dalam membangun citra positif dan meningkatkan eksistensi di ranah publik,” tuturnya.

Selain membahas program kerja sama, pertemuan ini juga menyoroti rencana Kongres VII IKA FIB Unand yang akan dilaksanakan pada 29 November 2025, sebagai momentum untuk memperbarui legitimasi organisasi alumni. Kegiatan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat. Para peserta sepakat bahwa pertemuan ini akan menjadi awal dari komunikasi rutin antara FIB Unand dan IKA Alumni guna memperkuat jaringan akademik serta memperluas peluang kolaborasi di berbagai bidang.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina 

 

Dari Keigo Migran hingga Kaguya Hime: Seminar Nasional di Padang Bahas Transformasi Bahasa dan Budaya Jepang di Era Digital

Gambar 1. Penandatanganan IA sebagai bentuk kolaborasi tri dharma Perguruan Tinggi: Unand, Usu, dan Unsoed di Hotel Truntum Padang

PADANG – Fenomena adaptasi bahasa, evolusi mitos klasik, hingga isu kesucian dalam ritual tradisional Jepang menjadi topik utama yang dibedah dalam Seminar Nasional: Dinamika Bahasa, Sastra, dan Budaya Jepang di Era Digital: Kontinuitas dan Transformasi yang digelar pada Kamis (23/10/2025). Acara yang berlangsung secara hybrid dari Hotel Truntum, Padang, Sumatera Barat ini, menghadirkan tiga pakar dari universitas terkemuka di Indonesia untuk mengupas bagaimana aspek budaya Jepang bertahan dan bertransformasi di tengah arus teknologi dan mobilitas global.

Seminar Nasional ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Prof. Dr. Ike Revita, M. Hum. Dalam sambutannya, Prof. Ike menyampaikan bahwa tema seminar ini sangat relevan mengingat pesatnya perubahan yang dibawa oleh era digital terhadap semua aspek kehidupan, termasuk bahasa, sastra, dan budaya Jepang. "Kita perlu memahami bagaimana warisan budaya ini dapat terus relevan dan beradaptasi tanpa kehilangan esensinya," ujarnya, sekaligus menyambut para keynote speakers dan seluruh peserta.

Sesi pertama dibuka oleh Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum. dari Universitas Jenderal Soedirman, yang mempresentasikan hasil penelitiannya berjudul "Perspektif Keigo Bagi Migran Indonesia: Studi Tantangan Komunikasi dan Adaptasi Sosial Migran Indonesia Di Jepang."

Prof. Ely menyoroti bahwa kendala penggunaan keigo (bahasa hormat) di lingkungan kerja merupakan tantangan signifikan bagi migran Indonesia di Jepang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa para migran tidak hanya dituntut memiliki keterampilan teknis, tetapi juga harus mampu mengimplementasikan keigo untuk menjamin kualitas hidup dan profesionalisme. Tantangan komunikasi berdasarkan aturan keigo ini sangat memengaruhi adaptasi sosial mereka. Kami merekomendasikan institusi pengirim tenaga kerja untuk mengadakan pelatihan keigo secara simulatif agar dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih profesional dan adaptif," ujar Prof. Ely, menekankan perlunya intervensi untuk mengatasi kendala bahasa tersebut.

Pembentang berikutnya adalah Bpk. Alimansyar, M.A., Ph.D. dari Universitas Sumatera Utara, menyajikan sisi budaya tradisional dalam presentasi "OMAMORI; KESUCIAN DAN KEKOTORAN."

Penelitian campuran (kuantitatif dan kualitatif) ini membahas ritual masyarakat Jepang menyerahkan omamori (jimat pelindung) yang sudah "kadaluwarsa" ke jinja (kuil Shinto). Alimansyar menemukan bahwa alasan utama di balik pengembalian omamori adalah karena adanya kekotoran (kegare) yang melekat akibat melindungi pemiliknya. Pada umumnya masyarakat Jepang tidak mengetahui bahwa alasan mengembalikan omamori ke jinja adalah karena kegare yang berpotensi menyebar. Omamori yang tercemar tersebut harus dimusnahkan melalui ritual dontosai (dontoyaki) yang diadakan setahun sekali di halaman jinja," pungkas Alimansyar, memberikan wawasan mendalam tentang filosofi di balik praktik budaya tersebut.

Pembentang terakhir mengenai Aspek sastra dan teknologi dibahas oleh Dr. Rima Devi, S.S., M.Si. dari Universitas Andalas, yang mengangkat tema "Dari Bulan Ke Layar: Perjalanan Transformasi Kaguya Hime Dalam Lanskap Teknologi Dari Tradisi Lisan Ke Digital."

Dr. Rima memetakan evolusi legenda Kaguya-hime dari Taketori Monogatari, prosa tertua Jepang, yang telah bertahan lebih dari seribu tahun. Ia menjelaskan bagaimana setiap inovasi teknologi, mulai dari aksara kana, cetak kayu ukiyo-e, film, hingga animasi digital Studio Ghibli, tidak hanya mengubah medium, tetapi juga mentransformasi estetika dan interpretasi cerita. Era digital menandai pergeseran radikal. Kaguya-hime bertransformasi dari teks pasif menjadi ekosistem partisipatif, di mana audiens global berperan sebagai co-creator melalui fan art dan game interaktif. Adaptasi teknologi adalah kunci keabadian sebuah narasi klasik, jelasnya.

Seminar Nasional ini berhasil menyajikan diskusi yang holistik, menunjukkan bahwa bahasa, sastra, dan budaya Jepang terus berdinamika. Mulai dari tantangan komunikasi praktis di kehidupan migran hingga evolusi narasi klasik di layar digital, seluruh presentasi menegaskan pentingnya adaptasi dan pemahaman mendalam terhadap warisan budaya Jepang di era global dan teknologi.

Gambar 2. Diskusi interaktif antara peserta dan pemateri Seminar Nasional

Tim Publikasi Program Studi Sastra Jepang

Capacity Building FIB Unand Dorong Profesionalitas Tenaga Kependidikan dalam Penerapan ISO 21001:2018

Gambar 1. Narasumber utama Capacity Building FIB Unand, Bapak Dimas Yuwono Wicaksono, S.T., M.T., CLA.

Dalam upaya meningkatkan mutu layanan dan profesionalitas tenaga kependidikan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas menyelenggarakan kegiatan Capacity Building dengan tema “Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dalam Penerapan ISO 21001:2018.” Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 26 Oktober 2025, di Ruang Sidang Dekanat dan Lapangan Parkir FIB Unand.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., serta dihadiri oleh para pimpinan fakultas, Wakil Dekan I, Zulprianto, S.S., M.A, Ph.D., Wakil Dekan II, Alex Darmawan, S.S., M.A., Kepala Kantor, Dafruddin, S.Pt., M.M., Manajer I, Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum., Manajer II, Adrianis, S.S., M.A., dan seluruh tenaga kependidikan di lingkungan FIB Unand. Kegiatan menghadirkan narasumber Dimas Yuwono Wicaksono, S.T., M.T., CLA., seorang Senior Consultant dari Velmindo Consulting (PT Delovely Derma Solusindo). Sebelumnya, Bapak Dimas Yuwono Wicaksono, S.T., M.T., CLA.  juga pernah berkolaborasi dengan FIB saat mendampingi Program Studi Sastra Indonesia dalam proses akreditasi ISO 21001:2018 yang berhasil diraih dengan hasil memuaskan.

Dalam pemaparannya, Dimas Yuwono Wicaksono, S.T., M.T., CLA. menyampaikan tiga materi utama, yaitu pengenalan Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (SMOP) dan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act), persyaratan ISO 21001:2018 beserta dokumennya, serta tahapan mempertahankan ISO. Ia menegaskan bahwa keberhasilan penerapan ISO bergantung pada konsistensi lembaga dalam menjalankan siklus peningkatan berkelanjutan. “ISO bukan sekadar sertifikat, melainkan sistem manajemen mutu yang memastikan seluruh proses pendidikan berjalan efektif, terukur, dan terus diperbaiki. Kuncinya ada pada kolaborasi dan kesadaran setiap individu untuk berperan aktif,” ungkapnya.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan berlanjut dengan ice breaking dengan berbagai permainan interaktif di area lapangan parkir FIB Unand. Tiga cabang lomba digelar untuk meningkatkan kekompakan dan kebersamaan, yaitu tebak kata berdasarkan huruf akhiran, tebak kata berdasarkan elemen makna suatu benda, serta tebak kata balon udara. Perlombaan diikuti oleh seluruh peserta, mulai dari tenaga kependidikan, pimpinan, hingga narasumber juga turut berpartisipasi dengan penuh antusias. Para pemenang memperoleh hadiah simbolis berupa medali dan kudapan ringan, sementara nominasi “kelompok terheboh” menutup rangkaian kegiatan dengan penuh tawa dan semangat kebersamaan.

Gambar 2. Pemberian hadiah kepada salah satu tim pemenang, yaitu Bapak Dafruddin, S.Pt., M.M.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum. menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang peningkatan kompetensi, tetapi juga ruang mempererat hubungan antarwarga FIB. “FIB adalah rumah kita bersama. Di dalamnya, kita saling menjaga, saling mendukung, dan saling menguatkan. Dengan semangat kebersamaan seperti ini, mutu pelayanan dan budaya kerja di FIB akan semakin baik,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Melalui kegiatan ini, FIB Unand menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempertahankan standar manajemen mutu pendidikan yang profesional. Semangat kebersamaan dan kolaborasi yang ditunjukkan seluruh civitas menjadi modal penting dalam mewujudkan fakultas berdaya saing.

Gambar 3. Foto bersama pimpinan, narasumber, dan seluruh peserta Capacity Building Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

 

 

 

 

 

 

 

Mahasiswi Sastra Minangkabau FIB Unand Raih Predikat Terbaik I Duta Wisata Kabupaten Solok 2025

Dinda Aura Putri, mahasiswi Program Studi Sastra Minangkabau angkatan 2022, berhasil meraih predikat Terbaik I dalam ajang Pemilihan Bujang Gadih Duta Wisata Kabupaten Solok Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Solok pada Rabu, 9 Oktober 2025, bertempat di Alpa Resort, Kabupaten Solok. Sebelum malam grand final, para finalis sudah menjalani masa karantina selama tiga hari, yakni pada tanggal 7-9 Oktober 2025.

Gambar 1. Dinda Aura Putri, mahasiswi Program Studi Sastra Minangkabau angkatan 2022, meraih predikat Terbaik I dalam ajang Pemilihan Bujang Gadih Duta Wisata Kabupaten Solok Tahun 2025.

Ajang tahunan ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang peduli terhadap pelestarian dan promosi pariwisata daerah, sekaligus mendorong partisipasi aktif kaum muda dalam memperkenalkan kekayaan budaya lokal di kancah nasional maupun internasional.

Tahun ini, pemilihan Bujang Gadih Kabupaten Solok diikuti oleh hampir 50 peserta dari berbagai kalangan mahasiswa dan pemuda di Kabupaten Solok. Dinda mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam ajang ini berawal dari rasa tanggung jawabnya sebagai mahasiswa Sastra Minangkabau untuk mengenalkan budaya Minang secara lebih luas. “Sebagai mahasiswa dan masyarakat Minangkabau, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan budaya Minangkabau melalui jalur pariwisata agar semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Dinda.

Lebih lanjut, Dinda menyampaikan pesan inspiratif bagi rekan-rekan mahasiswa agar tidak hanya mengejar kesuksesan materi, tetapi juga kebermaknaan dalam setiap proses. “Success is not only about material things, tetapi tentang seberapa besar dan ikhlas kita menjalaninya,” pesannya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., turut memberikan apresiasi atas capaian tersebut. “Jurusan Sastra Minangkabau ini harus terus dikenalkan karena merupakan kekayaan yang unik dan satu-satunya jurusan yang ada di dunia,” ujarnya.

Fakultas Ilmu Budaya terus mendorong mahasiswa untuk aktif berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya bangsa melalui kreativitas dan prestasi. Melalui prestasi ini, Dinda Aura Putri tidak hanya membawa nama baik Program Studi Sastra Minangkabau, tetapi juga menunjukkan bahwa pelestarian budaya Minangkabau dapat berjalan beriringan dengan pengembangan pariwisata modern yang berkarakter lokal dan berjiwa global.

Gambar 2. Dinda Aura Putri, mahasiswi Program Studi Sastra Minangkabau angkatan 2022, meraih predikat Terbaik I dalam ajang Pemilihan Bujang Gadih Duta Wisata Kabupaten Solok Tahun 2025.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina