LPK FIB Unand Buka Festival Bulan Bahasa Nasional 2025 dengan Gelar Lokakarya Penulisan Esai

Gambar 1. Narasumber Lokakarya Penulisan Esai: Menulis Kratif Melacak Jejak Pelestarian Budaya

Labor Penulisan Kreatif (LPK) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas menggelar kegiatan Lokakarya Penulisan Esai bertema “Menulis Kreatif: Melacak Jejak Pelestarian Budaya” pada Jumat, 10 Oktober 2025 di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya Unand. Acara ini merupakan bagian dari Pembukaan Festival Bulan Balasa Nasional 2025 yang dibuka langsung oleh Wakil Dekan I FIB Unand, Bapak Zulprianto, S.S., M.A., Ph.D.

Festival Bulan Bahasa Nasional 2025 yang diadakan oleh LPK FIB Unand ini memiliki keunikan tersendiri. Setiap peserta lomba diwajibkan mengikuti sesi pembekalan, baik secara daring maupun luring sebagai bagian dari proses pembinaan dan penguatan pemahaman terhadap tema lomba. Untuk cabang lomba esai, pembekalan dilaksanakan secara luring agar peserta dapat berdiskusi langsung dengan narasumber dan memperdalam pemahaman mengenai teknis penulisan serta pelacakan budaya yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat.

Gambar 2. Wakil Dekan I, Bapak Zulprianto, S.S., M.A., Ph.D. bersama Ketua Umum LPK FIB Unand, Rosidatul Arifah, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 dan Ketua Pelaksana Lokakarya Penulisan Esai, Pandu Aryo, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2022

Lokakarya ini dihadiri oleh tiga narasumber, yaitu Drs. M. Yusuf, M.Hum., Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum., dan Rizky Amelya Furqan, S.S., M.A. dengan moderator Nada Aprilla Kurnia, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2023.

Dalam sesi pemaparan materi, Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. menekankan pentingnya membangun minat dan kepekaan terhadap budaya sebelum menulis. “Ketika seseorang memiliki ketertarikan mendengar orang bercerita, suka berdiskusi, dan gemar membaca, hal itu menjadi dasar bagi mereka untuk menulis sekaligus memahami budaya warisan Minangkabau. Misalnya, kata ani-ani yang sering dipahami secara negatif, padahal dalam tradisi Minangkabau merupakan alat untuk memotong padi,” ujarnya.

Sementara itu, Drs. M. Yusuf, M.Hum. menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap tema. “Perlu ada rekonstruksi dan penegasan kembali, apa sebenarnya yang dilacak, jejaknya atau budayanya. Pada dasarnya, kita sedang melacak budaya itu sendiri,” jelasnya.

Narasumber ketiga, Rizky Amelya Furqan, S.S., M.A., menekankan bahwa menulis adalah cara untuk merekam sejarah kecil kehidupan. “Menulislah, karena menulis berarti merekam momen hari ini untuk diwariskan pada masa yang akan datang,” ungkapnya.

Ketika diwawancarai langsung oleh tim humas, Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan LPK yang didukung oleh fakultas. “Ini merupakan kegiatan lomba pertama yang dilaksanakan oleh LPK FIB Unand dengan skala nasional. Apalagi, panitia menyampaikan tingginya peminat dari luar Unand. Pada gelombang pertama, sekitar 80 persen peserta yang mengirim karya berasal dari luar Unand. Ini merupakan kabar baik. Semoga ke depan, kegiatan Festival Bulan Bahasa Nasional LPK Unand ini terus difasilitasi dan semakin meriah. Misalnya, nanti menghadirkan dokumentasi pameran kegiatan pertama. Tujuan akhirnya, untuk menasionalkan, bahkan menginternasionalkan bahasa Indonesia,” tutur Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum.

Melalui kegiatan ini, LPK FIB Unand berharap dapat melahirkan generasi penulis muda yang kreatif, reflektif, dan berkontribusi dalam pelestarian budaya melalui karya tulis. Naskah-naskah pemenang lomba nantinya juga berpotensi dibukukan sebagai hasil nyata dari kreativitas dan pemikiran mahasiswa se-Indonesia.

Gambar 3. Peserta Lokakarya Penulisan Esai terlibat diskusi interaktif dengan narasumber

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

Kuliah Umum Magister Linguistik FIB Unand Bahas Lanskap Bahasa Daerah di Ruang Publik 

Dosen Program Studi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas kembali menyelenggarakan kegiatan akademik dalam bentuk Kuliah Umum dengan tema “Lanskap Linguistik: Menelusuri Eksistensi Bahasa Daerah dan Tren Kontestasi Bahasa di Ruang Publik” pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Ruang Sidang Dekanat FIB Unand.

Gambar 1. Ketua Prodi Magister Linguistik FIB Unand, Dr. Fajri Usman, M.Hum, sekaligus pemateri pada kuliah umum

Acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., dengan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Ketut Artawa, M.A., Ph.D. dari Universitas Udayana Bali; Dr. Inu Isnaeni Sidiq, M.A., Ph.D. dari Universitas Padjadjaran Bandung; serta Dr. Fajri Usman, M.Hum. dari Universitas Andalas. Dari keseluruhan pemateri, Prof. Ketut Artawa dan Dr. Inu Isnaeni Sidiq, hadir secara daring, sementara Dr. Fajri Usman hadir langsung di lokasi.

Kuliah umum ini turut dihadiri oleh pimpinan fakultas, para manajer, dosen FIB Unand, Ketua UPT Bahasa Universitas Andalas, Dr. Sawirman, M.Hum., serta mahasiswa Magister Linguistik. Kehadiran berbagai unsur sivitas akademika ini menunjukkan antusiasme dan komitmen bersama dalam memperluas perspektif kebahasaan di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.

Dalam sambutannya, Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya fakultas untuk memperkuat kajian linguistik yang relevan dengan konteks perkembangan zaman. “Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga representasi identitas dan dinamika sosial di ruang publik. Melalui kuliah umum ini, kita belajar memahami bagaimana bahasa daerah tetap hidup dan bersaing di tengah arus globalisasi,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Materi yang disampaikan para narasumber menyoroti pentingnya linguistic landscape sebagai bidang kajian yang mempelajari keberadaan dan posisi bahasa di ruang publik, seperti papan nama, baliho, hingga media digital. Para pemateri menekankan bahwa bahasa daerah tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga cerminan identitas dan politik kebahasaan dalam masyarakat multikultural.

Gambar 2. Diskusi interaktif antara peserta kuliah umum dengan narasumber

Dr. Fajri Usman, M.Hum., dalam paparannya menegaskan relevansi topik ini terhadap situasi kebahasaan di Indonesia. “Kajian lanskap linguistik memberi kita cara baru melihat bahasa, bukan sekadar sebagai struktur, tetapi sebagai fenomena sosial yang dinamis dan reflektif terhadap perubahan masyarakat,” ungkap Dr. Fajri Usman, M.Hum. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa, khususnya Program Studi Magister Linguistik, dapat mengembangkan wawasan tentang peran bahasa dalam membentuk realitas sosial dan budaya di ruang publik.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

 

Departemen Sejarah FIB Unand Adakan Evaluasi Kurikulum S-1 Ilmu Sejarah dan  S-2 Kajian Sejarah

Program Studi S-1 Ilmu Sejarah dan  S-2 Kajian Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Kurikulum pada hari Kamis, 9 Oktober 2025 di Ruang Seminar Lantai 2 FIB Unand. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., dan dipimpin langsung oleh Kaprodi S-1 Ilmu Sejarah, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., serta Kaprodi S-2 Kajian Sejarah, Dr. Drs. Nopriyasman, M.Hum.

Gambar 1. Ketua Program Studi S-1 Ilmu Sejarah dan  S-2 Kajian Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas memandu kegiatan Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum ini bertujuan untuk meninjau kembali dampak pelaksanaan kurikulum yang telah dijalankan sejak 2022, sekaligus mendengarkan pandangan para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait arah kebijakan pengembangan kurikulum di masa mendatang. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan stakeholder internal seperti alumni, mahasiswa, serta dosen Sejarah FIB Unand dan stakeholder eksternal dari berbagai lembaga mitra, seperti Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumatera Barat, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, serta Tribun News.

Kegiatan evaluasi ini dimulai dengan pemaparan visi dan misi program studi serta peninjauan standar kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) yang telah diterapkan sejak tahun 2022 dari masing-masing Program Studi S-1 Ilmu Sejarah dan  S-2 Kajian Sejarah. Peninjauan kurikulum ini dinilai penting untuk memastikan kurikulum yang disusun tetap relevan dengan kebutuhan akademik, arah keilmuan, serta perkembangan dunia kerja dan riset sejarah.

Dari hasil evaluasi, ditemukan bahwa fokus kurikulum sebelumnya lebih menonjolkan kajian sejarah Melayu dan Minangkabau. Namun, berdasarkan data tugas akhir mahasiswa, tema sejarah Melayu hanya muncul pada sepuluh skripsi dan tesis dalam tiga tahun terakhir, sedangkan tema Minangkabau lebih dominan. Selain itu, kapasitas dosen di bidang studi Melayu juga masih terbatas, sementara kajian tentang Sumatra dinilai lebih kuat karena dukungan kompetensi dosen yang relevan.

Beberapa dosen seperti Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan meneliti sejarah pantai barat Sumatra, Dr. Wannofri Samry, M.Hum. mengkaji perspektif Medan, Dr. Zaiyardam, M.Hum. meneliti sejarah Riau, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum. fokus pada sejarah Jambi, serta Dr. Hary Efendi, S.S., M.A. dan Dr. Drs. Nopriyasman, M.Hum. mendalami sejarah Sumatera Barat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, forum menyepakati pengalihan fokus kurikulum dari kajian Melayu ke kajian Sumatra yang dinilai lebih sesuai dengan kekuatan akademik dosen dan potensi riset program studi.

Selain itu, masukan dari stakeholder juga memperkaya penyempurnaan kurikulum. Dari pihak kajian budaya, disarankan agar mata kuliah Kajian Budaya diubah menjadi Memahami Warisan Budaya dengan penekanan pada aspek naratif dan pelestarian. Dari Dinas Kearsipan, muncul usulan untuk memperkuat literasi digital dan digitalisasi arsip sejarah. Selain itu, beberapa mata kuliah diarahkan agar menghasilkan produk kreatif seperti film dokumenter dan konten audiovisual yang sesuai dengan karakter generasi mahasiswa masa kini. Sementara dari Tribun News, disampaikan bahwa sejarah tidak memiliki makna jika tidak ditulis dan disebarluaskan, sehingga diusulkan agar mahasiswa sejarah memiliki komunitas menulis dan ruang baca aktif di lingkungan kampus.

Gambar 2. Perwakilan stakeholder internal dan eksternal terlibat diskusi interaktif bersama Ketua Program Studi Sejarah

Sementara itu, dari program studi S-2 Kajian Sejarah, beberapa poin penting yang dihasilkan adalah calon mahasiswa S-2 diusulkan memasukkan tema atau topik tesis sejak awal pendaftaran, mata kuliah pilihan juga akan ditambah dan disesuaikan dengan perkembangan terbaru dalam Program Studi S-2 Kajian Sejarah, serta akan dibentuk komunitas penulis sejarah sebagai pusat diskusi dan pengembangan literasi sejarah.

Dalam sesi akhir, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., selaku Kaprodi S-1 Ilmu Sejarah, juga menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas laboratorium sejarah, seperti kamera, drone, serta alat perekam audio-visual, guna mendukung pembelajaran dan proyek akhir mahasiswa yang kini diarahkan berbasis produk film dokumenter. “Kami berharap Program Studi S-1 dan S-2 Sejarah dapat memperoleh fasilitas laboratorium berbasis teknologi, mengingat perkembangan zaman yang menuntut kita untuk semakin melek teknologi dan beradaptasi dengan kemajuan digital,” Ujar Dr. Zulqaiyyim, M.Hum.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

FIB Unand Sambut Visiting Professor dari Polandia untuk Perkuat Kolaborasi Internasional

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas kembali memperluas jejaring akademik internasional melalui program Visiting Professor dari Polandia yang berlangsung di Ruang Seminar Lantai 2 FIB Unand pada 6—10 Oktober 2025.

Gambar 1. Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum. bersama narasumber utama, Dr. Rafal Beszterda dari Polandia

Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Rafal Beszterda dari Department of Ethnology and Cultural Anthropology, Institute of Cultural Studies, Nicolaus Copernicus University (NCU) in Torun, Poland, sebagai pemateri utama pada kegiatan ini. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh unsur pimpinan FIB Unand, dosen, sivitas akademika, serta mahasiswa. Selama lima hari, Dr. Rafal Beszterda berinteraksi langsung dengan dosen dan mahasiswa melalui kuliah umum, diskusi ilmiah, serta berbagi pengalaman riset dan kebudayaan. 

Program ini bertujuan untuk memperluas wawasan internasional mahasiswa sekaligus membuka peluang kerja sama antara Universitas Andalas (Unand) dan Nicolaus Copernicus University (NCU) pada masa mendatang. Antusiasme peserta terlihat dari sesi diskusi interaktif yang melibatkan mahasiswa, khususnya dari Program Studi Sastra Inggris.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi menyukseskan acara ini sehingga FIB Unand dapat memperkuat jejaring akademik lintas negara.

“Through this visiting professor program, we aim to broaden our students' global perspectives and encourage meaningful international collaboration in the humanities,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Sementara itu, Dr. Rafal Beszterda mengungkapkan rasa senangnya dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman di lingkungan akademik FIB Unand.

“This is a wonderful opportunity to interact with enthusiastic students and academics here. I really appreciate the hospitality and openness of the Faculty of Humanities Andalas University,” ujar Dr. Rafal Beszterda.      

Dengan adanya kegiatan ini, FIB Unand terus berkomitmen untuk menghadirkan atmosfer akademik yang terbuka, kolaboratif, dan berwawasan internasional.

Gambar 2. Sesi diskusi interaktif antara mahasiswa dengan narasumber

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

 

FIB Unand Adakan Pelatihan Penulisan Surat-Menyurat untuk Tingkatkan Profesionalisme Tendik

Gambar 1. Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. selaku Manajer Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, Penelitian, dan Pengabdian FIB Unand menjadi narasumber utama dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Surat-Menyurat di FIB

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Surat-Menyurat di Ruang Seminar Dekanat FIB Unand pada Senin, 6 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga kependidikan dan sivitas akademika di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Unand.

Pelatihan ini dihadiri oleh Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum., selaku Manajer Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, Penelitian, dan Pengabdian FIB Unand, sekaligus sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai penulisan surat resmi yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku serta pedoman surat-menyurat terbaru berdasarkan surat edaran Rektor Universitas Andalas.

Menurut Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum., kegiatan ini penting untuk memastikan keseragaman format dan gaya bahasa surat yang digunakan di lingkungan fakultas. “Surat dinas bukan hanya dokumen administratif, tetapi juga wajah profesional lembaga. Karena itu, penting bagi kita untuk memastikan setiap surat yang keluar dari FIB mencerminkan ketepatan bahasa, kesantunan, dan citra akademik Fakultas Ilmu Budaya,” ujar Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. dalam sesi pemaparannya.

Pelatihan ini juga diisi dengan simulasi penulisan berbagai jenis surat, seperti surat undangan, surat tugas, keputusan dekan, dan nota dinas, disertai pembahasan langsung terhadap contoh-contoh kasus yang sering ditemukan dalam praktik administrasi sehari-hari.

Gambar 2. Sesi diskusi interaktif antara peserta pelatihan surat-menyurat dengan narasumber

Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Beliau menekankan pentingnya kemampuan menulis surat resmi yang efektif dan sesuai standar sebagai bagian dari peningkatan mutu layanan administrasi fakultas. “Kegiatan seperti ini adalah langkah konkret untuk memastikan setiap unsur sivitas memahami tata naskah dinas sesuai pedoman kebahasaan yang benar,” tutur Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Melalui pelatihan ini, FIB Unand berharap dapat menciptakan keseragaman dalam tata naskah dinas, memperkuat disiplin administrasi, dan membangun citra fakultas yang unggul dalam ketepatan komunikasi tertulis di Universitas Andalas.

Gambar 3. Foto bersama pimpinan, tenaga kependidikan, dan sivitas akademika di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina

 

 

 

 

 

 

 

Dekan FIB Unand Hadiri Seminar Internasional ISOLLEAC dan Rapat Kerja Tahunan BKS PTN Barat di Serang

Gambar 1. Foto bersama para Dekan Fakultas Ilmu Budaya dan Bahasa Perguruan Tingggi Negeri (PTN) Wilayah Barat Indonesia

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand), Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., menghadiri 3rd International Seminar on Language, Literature, Education, Arts, and Culture (ISOLLEAC) serta Rapat Kerja Tahunan Badan Kerja Sama (BKS) PTN Wilayah Barat yang diselenggarakan di Hotel Horison Ratu, Serang, Banten, pada Kamis hingga Minggu, 2–5 Oktober 2025.

Kegiatan ini mengusung tema “Language, Identity, Culture, and Globalization: Positioning Indonesian, Malay, and English in the 21st Century” yang bertujuan untuk memperkuat posisi dan peran bahasa serta kebudayaan di tengah arus globalisasi abad ke-21. Seminar internasional ini menjadi wadah pertemuan para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai universitas di Indonesia dan mancanegara untuk bertukar gagasan, hasil riset, serta strategi pengembangan ilmu bahasa, sastra, dan kebudayaan di era global.   

Selain seminar, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Rapat Kerja Tahunan BKS PTN Wilayah Barat yang dihadiri oleh para dekan Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Bahasa dan Seni dari berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia bagian barat. Dalam forum ini dibahas arah kebijakan dan strategi kerja sama antarfakultas dalam penguatan tridarma perguruan tinggi, termasuk peningkatan kolaborasi riset, publikasi ilmiah, dan pertukaran mahasiswa.

Gambar 2. Foto bersama semua peserta International Seminar on Language, Literature, Education, Arts, and Culture (ISOLLEAC) dan Rapat Kerja Tahunan Badan Kerja Sama (BKS) PTN Wilayah Barat di Hotel Horison Ratu, Serang, Banten.

Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan kerja sama antarfakultas yang tergabung dalam BKS PTN Wilayah Barat sebagai langkah konkret mempererat kerja sama kelembagaan dan memperkuat sinergi antarperguruan tinggi dalam bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan.

Kehadiran Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum. pada kegiatan ini menegaskan komitmen FIB Unand dalam memperluas jejaring akademik nasional dan internasional serta memperkuat kontribusi Unand dalam pengembangan ilmu-ilmu humaniora.

“Melalui forum seperti ini, kita dapat memperkuat jejaring ilmiah sekaligus memastikan bahwa pengembangan ilmu bahasa dan budaya tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dinamika global,” ujar Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum.

Humas FIB Unand: Siti Awal Syaravina